Debunks Studi Baru Menghubungkan Antara Kepemilikan Kucing dan Penyakit Mental

  • Feb 05, 2020
click fraud protection

Editor Country Living memilih setiap produk yang ditampilkan. Jika Anda membeli dari tautan, kami dapat memperoleh komisi. Lebih banyak tentang kami.

Akhir-akhir ini, serangkaian penelitian tampaknya dibuat khusus untuk membuat pemilik kucing gelisah. Studi terbaru telah keluar menghubungkan kepemilikan kucing dengan pengembangan penyakit mental, berkat parasit dalam kotoran kucing yang disebut Toxoplasma gondii. Dan meskipun toksoplasmosis jelas merupakan kondisi nyata, sebuah penelitian baru dapat memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi pecinta kucing di mana pun.

Para peneliti di University College London menganalisis lebih dari 5.000 orang yang lahir pada tahun 1991 atau 1992 yang dipelajari hingga berusia 18 tahun. Mereka tahu apakah ibu masing-masing anak memiliki kucing saat hamil, dan jika anak itu memiliki kucing yang sedang tumbuh. Mereka kemudian mengukur berapa banyak anak yang akhirnya menderita penyakit mental, dan menghitung angka-angkanya untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keduanya.

instagram viewer

Pada awalnya, para peneliti memperhatikan adanya kaitan kecil pada usia 13, tetapi itu hilang begitu mereka memperhitungkan hal-hal seperti kepadatan rumah tangga dan status sosial ekonomi. "Studi sebelumnya melaporkan hubungan antara kepemilikan kucing dan psikosis hanya gagal mengendalikan secara memadai untuk penjelasan lain yang mungkin," kata penulis utama Dr. Francesca Solmi dalam sebuah pernyataan. "Pesan untuk pemilik kucing jelas: tidak ada bukti bahwa kucing berisiko terhadap kesehatan mental anak-anak."

Studi mereka terbatas karena hanya berfokus pada anak-anak, tetapi mereka mengukur apakah para peserta menunjukkan gejala psikotik, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan mental di kemudian hari kehidupan. Penelitian ini juga tidak melacak apakah anak-anak telah tertular toksoplasmosis; berdasarkan The Huffington Post, anak-anak dalam penelitian ini mungkin berada pada risiko yang lebih rendah karena kebersihan kotak pasir telah menjadi lebih baik selama bertahun-tahun, menempatkan kesehatan anak-anak dalam risiko lebih jarang.

Para peneliti juga ingin memperjelas bahwa terkena Toxoplasma gondii selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir dan masalah kesehatan lainnya — hanya saja bukan penyakit mental. Selain itu, jika kucing memiliki parasit di dalam tubuhnya, ia harus memakan hewan pengerat atau sepotong daging mentah yang terkontaminasi, sehingga kucing rumahan kurang berisiko. Agar parasit masuk ke tubuh Anda, Anda harus secara tidak sengaja memakan kotoran kucing atau apa pun yang mungkin bersentuhan dengannya. Itu sebabnya wanita hamil disarankan untuk menghindari kotak kotoran — atau setidaknya memakai sarung tangan sekali pakai.